Want to see more topics?

17 December 2019

Tipe-tipe sahabat yang pantas untuk dipertahankan

By: Ahmad Mu'Arif

mistergaje.blogspot.com
Requested by Ariel Amroe
   Halo! Kembali lagi dengan saya Mr. Gaje di sini. Dalam lingkungan sosial, setidaknya kita memiliki seseorang yang cukup dekat sebagai teman, tapi lebih berarti daripada teman-teman lainnya, sahabat. Dibanding teman-teman lain, sahabat adalah seorang yang jelas lebih dekat dengan kita, lebih peduli, dan pasti akan merasa ikut sedih jika kita sedang merasa sedih, senang ketika kita senang, sahabat selalu mengerti apa yang kita rasakan, menjadi pendengar yang baik, memberi solusi, sahabat adalah sosok terbaik dalam lingkungan sosial selain keluarga.
   Tapi terkadang.. Ada juga orang yang ingin bersahabat dengan kita tapi tidak berlaku layaknya seorang sahabat, atau bahkan malah menjadi seorang fake-friend. Jadi, tipe-tipe sahabat bagaimana yang pantas dipertahankan?


1. Peduli
   Seperti yang Mr. Gaje sertakan di atas sebelumnya, kepedulian adalah hal yang cukup penting dalam persahabatan. Seorang sahabat yang baik akan ingin memastikan keadaanmu baik-baik saja, dia mungkin akan cemas jika kamu berada di posisi yang sedang tidak mengenakkan seperti sakit, sedih, dan lain-lain.

2. Mengerti
   Seorang sahabat yang baik tentunya akan memahamimu, mencoba mencarikan jalan keluar untukmu atau memberi nasihat. Meskipun terkadang jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan harapan, terima saja, dia sedang mencoba untuk tidak mengabaikanmu, yang artinya dia ingin mengerti kamu lebih banyak.

3. Tolong-menolong
   Persahabatan akan berlangsung baik jika mereka saling tolong-menolong, bantu-membantu ketika berada di keadaan tertentu. Akan terkesan egois jika tidak ingin membantu atau memaksa seseorang untuk membantu.

   Untuk di zaman ini, selebihnya hanya itu yang saya dapatkan dari hasil penelitian saya. Walau begitu kita juga perlu seorang sahabat yang mengajak kepada kebaikan karena itu adalah titik terang untukmu. Memang dari ketiga penjelasan singkat di atas, sebenarnya ada pengecualian. Terkadang ada seorang yang memang memiliki rasa kepedulian rendah, atau memang karena jarang memiliki waktu luang karena seiring berjalannya waktu diri semakin berkembang dan memiliki semakin banyak aktifitas, kita harus bisa memakluminya. Kaku dalam memberi solusi, atau tidak mampu menolong, apa saja bisa terjadi dalam kehidupan sosial, jadi jangan berharap terlalu tinggi, belajarlah untuk membiasakan diri.

   Di zaman sekarang ini juga sudah sangat banyak kiranya ditemukan seorang fake-friend. Yang dimana itu berarti seorang 'teman palsu', seorang yang berpura-pura dalam menjadi teman kita, sering berbohong, tidak sesuai dengan kenyataannya. Lalu bagaimana untuk menghindari orang-orang seperti ini?

1. Pastikan latar belakangnya
   Bukan berarti kita langsung menodongnya dengan pertanyaan tajam mengenai latar belakangnya, kamu bisa menanyainya perlahan-lahan, layaknya seorang teman. Bisa saja kan dia memang bukan seorang fake-friend dan ternyata adalah seorang sahabat yang baik? Siapa yang tau?

2. Perhatikan cara bersikapnya
   Kalau dia jarang berkomunikasi denganmu tapi selalu tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan ketika bertemu denganmu secara berkala kemungkinan besar ini adalah seorang teman baik, atau bahkan sahabat yang baik, yang hanya jarang berkomunikasi denganmu. Tapi jika dia sering bertemu denganmu, hanya datang kepadamu di saat perlu, hal ini perlu dipertanyakan, kamu perlu menyelidiki lebih dalam tentangnya apakah dia seorang fake-friend yang akan menyakitimu atau real-friend yang sekedar jarang berkomunikasi denganmu. Terkadang ada yang memang seolah-olah hanya datang di saat perlu padahal bukan begitu yang dia maksud, bisa saja dia memang orang yang jarang berkomunikasi dan bersosialisasi seperlunya saja. Entahlah, cukup sulit untuk membedakan mana fake-friend dan mana real-friend.
   Terkadang sikap yang berubah-rubah juga perlu diselidiki apakah dia seorang fake-friend atau sekedar seorang yang memang emosinya mudah berubah. Apa hubungannya? Seorang fake-friend tergolong handal dalam menggunakan "topeng"nya.

3. Pastikan kamu sudah berteman cukup dekat dengannya
   Mungkin akan butuh waktu yang tidak sebentar, tapi setidaknya dari sinilah kamu bisa membuat keputusan nantinya. Tentu tidak akan sesederhana itu, dan mungkin kamu akan sedikit takut jika mendapati seorang fake-friend, kamu mungkin akan takut menjadi sedih sesedih-sedihnya. Jangan takut, kamu bisa sedih ketika kamu menyadarinya, cicil saja rasa sedih itu, jadi kemudian ketika kamu memiliki niat untuk meninggalkannya karena sudah menyakitimu, kamu bisa meminimalisir rasa sedihmu.

   Maaf kalau bahasa Mr. Gaje hari ini terkesan berbelit-belit. Semua ini kembali lagi kepada dirimu sendiri, bagaimana kamu bersikap kepada diri sendiri dan orang lain jelas itu akan berpengaruh dengan apa yang kamu dapatkan juga.
   Semoga kiranya bisa membuatmu lebih berhati-hati dalam membedakan mana fake-friend dan mana real-friend dalam lingkungan sosial persahabatan. Semoga bermanfaat, have a nice day!


   Kunjungi juga kami di facebook:

1 comment


EmoticonEmoticon

Motto:

"Jangan berharap lebih, jika tidak berusaha lebih." ~Gray